Persiapan Pra-Nikah Muslimah



TEKS KAJIAN PRA-NIKAH
DIVISI KEPUTRIAN KELUARGA MUSLIM UNIVERSITAS PERTAHANAN
Oleh
Arum Anggraeni Maulida
   Tanggal 30 September 2016

Assalamualaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh...
Selamat siang,
Apa kabar Muslimah sekalian?
Semoga semua hari ini dalam keadaan baik ya..
Alhamdulillah, kita semua masih diberi kesehatan dan kekuatan oleh yang Maha Esa untuk dapat berkumpul bersama di tempat yang insyaAllah di ridhoi oleh-Nya.

Dalam kesempatan kali ini, saya akan memberikan pemaparan tentang hal terkait “Pra-Nikah” kepada para Muslimah yang hadir.
Namun disini, saya bukan merupakan yang paling ahli dalam hal ini sehingga ditunjuk pihak keputrian Keluarga Muslim UNHAN membawakan tema ini, karena disini saya pun hanya sekadar membagi sebuah pemahaman dan pengalaman tentang apa yang sebaiknya kita lakukan dan persiapkan sebelum kita menikah.

Langsung saja ya,
Sebelum kita masuk kepada inti pembahasan, saya akan sedikit memaparkan
pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan yang muncul dalam benak kebanyakan muslimah yang belum menikah:

Kira-kira seperti ini...
1.    Hmmm kapan ya saya menikah?
2.    Dengan siapa ya saya menikah?
3.    Saya ingin menikah dengan yang seperti ini dan itu....
4.    Saya ingin menikah ketika saya sudah dapat membahagiakan orang tua (seperti kerja dulu, dll)
5.    Apakah dia calon yang cocok dengan saya? Atau adakah orang yang lebih “sempurna” lagi selain dia?
6.    Apakah saya pantas dengan dia yang begitu baik perangai dan tingkah lakunya?
7.    Apakah saya sudah sanggup menjadi seorang istri sedangkan saya masih belum berpikiran dewasa atau masih kekanak-kanakan?
8.    Benarkah dia mau menikah dengan saya? Apa dia mampu membiayai hidup saya yang boros ini?
9.    Saya ingin menikah, tapi saya rasa penghasilan dari pekerjaan dia belum dapat mencukupi kebutuhan saya?
10.  Saya mau menikah, karena saya “cinta” banget sama dia, pokoknya sama dia deh (?)
11.  AAAA... ukhti-ukhti itu sudah menikah, sedangkan saya yang berumur lebih di atas mereka belum menikah? Apa yang harus saya lakukan?
12.  Saya dijodohin dengan orang tua saya sama seorang ikhwan, tapi saya tidak menyukainya...bagaimana ya?
13.  Saya ingin menikah di umur 27, kalau sekarang saya mau fokus studi dan karir...tolong jangan diganggu!
14.  Saya sibuk memilih calon suami seperti ini dan itu, hingga akhirnya umur saya yang dikatakan lebih dari cukup belum mendapatkan sesuai kriteria saya
15.  Saya sudah pacaran lama, kami berkomitmen untuk nikah kook...tapi nanti kalau sudah sama-sama berpenghasilan...hehe
16.  Saya senang sendiri, saya tidak mau menikah. I am single and very happy...
17.  Apakah saya yakin dengan dia?
18.  Dan lain sebagainya...

Pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan inilah yang bisa saja muncul dibenak para muslimah yang belum menikah. Para muslimah tersebut dapat dikatakan sedang dilanda ketidakyakinan, kegalauan, kegundahan, dan kebingungan serta keraguan. Bahkan hingga sehari sebelum pernikahan pun, ketidakyakinan bisa saja hadir dalam pikiran seorang muslimah.

Mari kita mencoba menjawab secara umum pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan para muslimah yang (mungkin) muncul tersebut dengan dasar yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadist, seperti berikut:

1.    Keutamaan Menikah
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al. Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)

2.    Yang terbaik versi Allah
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui sesuatu, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216)

3.    Manusia diciptakan berpasang-pasangan
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram di sampingnya. Dan dijadikan-Nya rasa kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berpikir.” (QS Ar-Rum : 21)

4.    Yang baik untuk yang baik pula
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik” (QS. An-Nur: 26)

5.    Allah yang memberi Rezeki, janganlah ragu
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur: 32)

Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yang dapat dijadikan acuan tentang pernikahan.

Disini saya tidak akan membicarakan tentang hal itu secara mendalam, karena disini saya akan membahas persiapan pra-nikah seorang muslimah yang sudah ataupun belum memiliki calon dambaan hatinya. Dan semua dari pemaparan ini rata-rata berasal dari pengalaman dan pemahaman saya.

Muslimah, menikah pada dasarnya merupakan suatu perwujudan fitrah, dari hakekat manusia yang diciptakan berpasang-pasangan. Ada kalanya hati mulai merindukan berbagi kasih dengan yang berlawanan jenis untuk memulai perjuangan bersama, merasakan keresahan secara bersama, dan lainnya. Untuk itu, menikah yang diharapkan hanya terjadi sekali dalam hidup, membutuhkan berbagai persiapan yang didasari dari persiapan diri muslimah yang hendak menikah.

Seperti hadist yang tersebut di atas, bahwa menikah ialah bentuk dari menyempurnakan agama. Jelaslah bahwa, menikah merupakan salah satu cara beribadah dan mendekatkan diri kepada sang pencipta, Allah SWT. Berbagai aktifitas yang dilakukan bersama pasangan hidup menjadi bernilai ibadah, bila niat yang dimiliki adalah karena Allah, dan demi mengikuti sunnah Rasul-Nya, menyempurnakan agama.

Karena bernilai sebagai ibadah, menikah sebaiknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan tidak asal-asalan. Untuk melaksanakannya, dibutuhkan berbagai persiapan yang harus dilakukan, secara khusus, dalam hal ini adalah persiapan yang dilakukan oleh muslimah. 

Menikah menyatukan dua insan yang berbeda dalam sebuah ikatan halal, tidak seperti hanya berpacaran atau hubungan yang tanpa status di kalangan laki-laki dan wanita muda-mudi masa kini, yang tentu bisa berujung pada suatu hal yang membawa dosa.
Pertama, untuk setiap muslimah yang masih sendiri, yang sudah ada sedikit atau banyak keinginan untuk menikah diharapkan mampu membangun dan memiliki sebuah kemurnian niat, yaitu ingin menikah karena Allah.
Ia ingin mengarungi bahtera kehidupan dengan pendamping hidup yang memiliki satu visi dan tujuan yang sama, yang bertujuan tak hanya mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat bersama.


Kedua, persiapan-persiapan utama dapat dilakukan oleh seorang muslimah, adalah sebagai berikut:
a.    Persiapan Niat dan Spiritual
-       Memiliki niat menikah karena Allah
-       Mempunyai target yang wajar
-       Mempelajari rukun nikah (mempelai pria dan wanita, dua orang saksi, wali dari pihak perempuan dan ijab kabul)
-       Memahami kewajiban dan hak suami dan istri
b.    Persiapan Mental dan Fisik
-       Menjaga kesehatan
-       Memahami kesehatan reproduksi dan perihal seks
-       Memeriksakan kesehatan diri dan calon
-       Menenangkan pikiran dan berpikir positif
c.    Persiapan Kepribadian
-       Bergaul dengan perkumpulan yang baik dan orang-orang sholeh yang dapat memotivasi
-       Membaca berbagai buku dan artikel
-       Aktif dalam kajian yang mampu mendorong peningkatan kepribadian secara positif
-       Belajar mengatur keuangan yang baik, hemat bukan berarti pelit, tapi tahu hal yang bernilai prioritas
-       Menjaga diri
-       Memahami dan menerima perbedaan
-       Mempelajari tentang parenting
d.    Persiapan Konsep Pernikahan
-       Mempersiapkan konsep pernikahan yang sesuai syariat sesuai kemampuan
-       Persiapan materi (dana pernikahan)


Pada intinya, dalam memulai suatu pernikahan, hal utama adalah niat karena Allah demi mencapai ridho-Nya merupakan suatu yang harus, karena bila sudah didasari niat karena Allah, pernikahan akan menjadi suatu yang membawa berkah, yang tak akan pernah goyah dalam menghadapi berbagai masalah yang akan dihadapi dalam menjalani kehidupan bahtera rumah tangga nantinya. Dan persiapan-persiapan lainnya akan mengikuti dengan semangat. Kemudahan-kemudahan akan  datang, dikala memang sudah waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat. Terakhir, berdoa untuk mendapat jodoh yang terbaik diimbangi dengan cara memperbaiki diri. Berusaha untuk selalu melakukan yang baik.

Demikian hal yang bisa saya sampaikan kepada muslimah semua, semoga kemudahan dan keberkahan mengiringi hidup kita.

Wassalamualaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.




NB: Ini hanya sebagian "singkat" dari pemaparan materi yang saya buat dan sampaikan di kajian Divisi Keputrian Kelaurga Muslim Universitas Pertahanan Indonesia pada 30 September 2016.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan ke Sapporo, Hokkaido Jepang (Maret 2017)

Menikmati Minggu Siang dengan "Menu Sop Iga"

Mudah! Mengecek Pencernaan Anak Melalui Fitur Tummypedia Bebelac