BUKAN ORANG BAIK YANG MUNAFIK



oleh Arum Anggraeni Maulida

Lelah pikiran ini memikirkan, lelah hati ini saling beradu dan bertentangan...
Kala itu, aku merasa bahwa aku harus menjadi orang baik yang menebar kebaikan kepada siapupun, walaupun, aku sendiri sedang merasa tersiksa. Setiap saat, yang aku pikirkan hanya kepentingan orang lain yang terkadang kepentingan itu dapat membuat aku menderita.
Harus kuakui aku cukup lelah, mengambil alih bagian dan urusan yang tak seharusnya aku kerjakan, hingga yang seharusnya aku rencanakan pun tidak berjalan dengan baik. Berandai-andai menjadi panutan yang digemari. Tersenyum riang seakan-akan tanpa beban. Bukan, aku bukan seperti itu. Aku bukan orang baik, setidaknya bukan orang baik yang munafik.
Bolehkah aku menjadi diriku sendiri? Yang sibuk dalam perjalanan hidup berdasakarkan apa yang aku mau? Aku akan membahagiakan orang lain dalam hidupku, tapi aku tidak ingin lupa bahwa aku juga berhak bahagia berdasarkan keinginan dan tujuanku.
Jangan menghakimi, sekali lagi jangan. Aku hanya seorang manusia yang punya pemikiran dan kapasitas yang berbeda. Aku punya prioritas, yang tak semua orang harus  mengerti dengan ini.
Lebih baik menyelesaikan sesuatu dengan ikhlas daripada sesuatu dengan paksaan. Tenang, setiap manusia punyak kebaikan dari segi matanya melihat. Tak perlu memaksakan. Selama ia tidak menghalangi atau bahkan menyakitimu, ia tetaplah orang baik. Ia ingin tetap beriringan dalam menjalani hubungan mutualisme dengan orang lain, tentu saja. Ia pun pada dasarnya tidak mengharapkan imbalan, hanya saja jangan sampai ia merasa tersakiti dengan perlakuan yang ada, dengan tuduhan sepihak yang ada. Sekiranya, ini sama saja dengan pandangan dari sudut “aku”, dalam tulisan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan ke Sapporo, Hokkaido Jepang (Maret 2017)

Menikmati Minggu Siang dengan "Menu Sop Iga"

Mudah! Mengecek Pencernaan Anak Melalui Fitur Tummypedia Bebelac